Kharokat

11 Oct

Pengertian Harakat

Sebelum lebih jauh membahas tentang tema ‘harakat’, penulis ingin menajamkan penggunaan kata ‘harakat’ dalam materi tajwid, sehingga pelajar alqur’an mendapatkan pengertian kata ‘harakat’ dan dapat mengajarkannya secara proporsional.

Coba anda tanyakan kepada siswa, apakah harakat  itu  ?  Jangan buru-buru menyalahkan bila siswa menjawab bahwa harakat  itu identik dengan tanda dlammah, kasrah, fathah, tanwin, sukun dan tasydid. Harakat dengan pengertian ini memang ada dan dipakai dalam materi pelajaran nahwu (tata bahasa arab).

Dalam pembahasan tajwid digunakan istilah harakat  juga, namun dengan pengertian aslinya sesuai kamus.

harakat

 

Kata ‘harakat’ berasal dari akar kata bahasa arab “ha-ra-ka” yang berarti ‘bergerak’. Untuk menunjukkan fungsi kata benda,  sering dituliskan ‘harakatun’  dan dibaca ‘harakah’ (tunggal) atau ‘harakaat’ (jamak) pengertiannya berubah sedikit menjadi ‘gerakan’.

Maksudnya adalah bergerak membaca mushaf alqur’an dari arah kanan ke kiri menelusuri simbol-simbol yang tercantum di dalam skrip mushaf alqur’an. Teknik bergerak inilah yang disebut dengan harakat yang kemudian diatur dan dihitung sehingga menghasilkan format bacaan tartil.

Pembahasan tema harakat ini tidak dapat diabaikan karena mengikat langsung bacaan tartil. Kesalahan pada harakat  berakibat fatal, bacaan tidak tartil. Mengabaikan harakat sama dengan mengabaikan bacaan tartil.

Menurut penulis, kharokat adalah satuan waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan satu khuruf Alqur’an. Satuan waktu itu terikat dengan kaidah kharokat yang bersifat tetap dan teratur.

Dalam prakteknya, hitungan waktu itu berbeda-beda bergantung kemampuan/keterampilan orang yang membacanya.

Misalnya, orang yang baru belajar Alqur’an, ia baru mengenal khuruf, ia membutuhkan satuan waktu yang lambat untuk mengucapkan deret khuruf secara rata dan teratur, dikarenakan masih harus berpikir nama/bunyi khuruf. Untuk tingkatan pelajar pemula, mungkin 1 kharokat sebanding dengan 1 detik. Artinya, ia akan mengucapkan deret khuruf yang masing-masing khurufnya dibaca dalam 1 detik. Bila deret khuruf itu berjumlah 6 khuruf, ia akan membacanya dalam waktu 6 detik, dibaca secara tetap dan teratur, yaitu tiap khuruf per 1 detik.

Berbeda lagi dengan orang yang telah mahir membaca Alqur’an, ia akan memiliki satuan waktu membaca tiap khuruf Alqur’an dengan cepat. Ia akan mampu membaca 1/4 detik per 1 khuruf sehingga dalam waktu 1 detik ia akan membaca 4 khuruf. Atau bahkan, untuk tingkatan bacaan cepat, ia akan membaca 1/10 detik per 1 khuruf sehingga dalam waktu 1 detik ia akan membaca 10 khuruf.

Jadi, kharokat itu adalah satuan waktu yang relatif bergantung siapa yang membacanya. Semakin lambat seseorang membaca Alqur’an, semakin lambat pula durasi kharokatnya. Demikian sebaliknya.