Mengapa Harus Belajar Alqur’an ?

20 Sep

Para Pembaca yang dirahmati Allah SWT,

Apakah anda termasuk yang bertanya, mengapa saya harus belajar Alqur’an ? Untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini, marilah sejenak kita merenung. Dengan merenung, tanyakan pada lubuk hati yang paling dalam, mengapa aku harus belajar Alqur’an ? Tulisan berikut ini, mungkin dapat mengantarkan anda untuk mendapatkan jawabannya.

Saudaraku,

Bukankah kita telah memilih Diin Al-Islam (baca: agama Islam) sebagai perahu untuk memasuki Surga kelak ? Iya… ! Karena, berharap Surga tanpa Diin Al-Islam bagaikan fatamorgana. Apabila ada jin dan manusia yang mengklaim bisa memasuki Surga tanpa perahu Diin Al-Islam, itu hanyalah klaim sepihak dari makhluk itu sendiri dan ia melupakan klaim/lisensi dari Allah SWT Sang Pencipta dan Pemilik Surga ! Memangnya ada lisensi itu ? Ada.. ! Yu’ kita tengok bareng lisensi itu !

“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (Q.S. Ali Imron : 85).

Saudaraku….

Diin Islam yang kita yakini sebagai satu-satunya jalan surga itu, tidak laku dalam pandangan Allah SWT tanpa adanya iman. Anda masih ingat rukun iman ? Ya… ada 6 rukun iman. Salah satunya adalah beriman terhadap kitab Allah. Karena kita Muslim, kita juga harus beriman kepada Alqur’an.

Saudaraku….

Iman itu harus ada bukti berupa perbuatan. Bagaimana realisasi keimanan kepada Alqur’an itu ? Mari kita simak salah satu firman Allah SWT yang mengajarkan kepada kita tentang cara merealisasikan keimanan kepada Alqur’an !

“Orang-orang yang telah kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepada kitab itu dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi” (Q.S. Albaqarah : 121).

Firman mulia tersebut menyebutkan syarat keimanan kepada kitab yaitu ‘membacanya dengan bacaan yang sebenarnya’.

Diantara kandungan pesan ‘membacanya dengan bacaan yang sebenarnya’ adalah agar kita membaca Alqur’an itu sebagaimana bacaan saat pertama Alqur’an diturunkan. Dalam firman-Nya yang lain, secara khusus Allah SWT menitahkan bagaimana cara membaca Alqur’an yang direkomendasikan.

“…… dan bacalah Alquran itu dengan tartil”. (Q.S. Almuzzammil : 4)

Saudaraku…..

Membaca Alqur’an dengan bacaan yang sebenarnya adalah membaca Alqur’an dengan tartil sesuai dengan titah Allah SWT tersebut di atas.

Imam Ali bin Abi Thalib ra. menjelaskan maksud tartil dalam ayat tersebut.  Yaitu mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof. Mentajwidkan bermakna mempraktekkan semua kaidah/hukum yang berlaku dalam pembacaan Alqur’an sehingga bacaan Alquran yang dihasilkan sesuai dengan bacaan Alqur’an saat pertama diturunkan.

Saudaraku….

Muslim yang baik pasti akan selalu membaca Alqur’an. Muslim yang baik akan membaca Alqur’an dengan tartil sesuai dengan titah Allah SWT tersebut. Sudahkah anda mengukur kualitas bacaan anda ? Bila anda sudah mengetahui tingkatan kemampuan anda sendiri dalam membaca Alqur’an, anda akan tahu tingkat keimanan anda terhadap Alqur’an. Dengan demikian, anda juga dapat mengukur kualitas keislaman anda.

Saudaraku…

Tiba saatnya menyimpulkan, sehingga akan diperoleh jawaban yang jelas atas pertanyaan ‘mengapa saya harus belajar Alqur’an ?’

1.      Karena aku seorang muslim.

2.      Karena aku beriman kepada Alqur’an, yang mana keimanan tersebut harus dibuktikan (yaitu antara lain) dengan : ‘membacanya dengan bacaan yang sebenarnya’. Ternyata ‘membaca dengan bacaan yang sebenarnya’ menjadi syarat keimanan sesuai kandungan Surat Albaqoroh ayat 121.

3.      Kaya’nya…… tanpa belajar Alqur’an, aku tidak mungkin dapat membaca Alqur’an dengan bacaan yang sebenarnya !

Saudaraku….

Kembali bertanyalah kepada jiwa anda sebagaimana pertanyaan berikut:

1.      Tanpa belajar, mungkinkah aku bisa membaca Alqur’an dengan bacaan yang sebenarnya ?

2.      Tanpa membaca Alqur’an, akankah aku masuk kategori orang beriman kepada Alqur’an sebagaimana Allah SWT tentukan dalam surat Albaqoroh ayat 121 ?

3.      Dengan kualitas keimanan yang kurang layak (karena tidak bisa membaca Alqur’an) akankah keislaman kita diterima Allah SWT ?

4.      Masihkan aku termasuk yang berpeluang mendapatkan surga-Nya ?

Saudaraku….

Sadarilah…. betapa buanyaaaaaak kekurangan kita ! Betapa sempiiiiit waktu kita !  Gunakan waktu luang untuk segera memperbaiki diri.

Mari beriman sesaat, sempatkan belajar Alqur’an !

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan hidayah ilmu dan amal kepada kita semua. Amiin.

Maroji’ (Sumber Pustaka):

  • Rouf, Abdul Aziz Abdul, Pedoman Dauroh Alqur’an, Dzilal, Jakarta.
  • Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Bogor, 2004.

Leave a comment